IDEOPOLITOR: Upaya Isi Kongguan dengan Biskuit bukan Rengginang.

Sapto Suhendro, S.Ag.,M.Pd.
Ideologi, Politik dan Organisasi atau yang biasa disingkat dengan IDEOPOLITOR merupakan upaya penting Muhammadiyah sebagai ikhtiar konsolidasi ideologis agar gerakan persyarikatan lebih tertib dan tidak centang perenang. Dilakukan secara berjenjang dari Pimpininan Pusat, Wilayah, Daerah hingga Cabang. Tidak tekecuali dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah pada hari Ahad, 23 Ramadhan 1446 H/ 23 Maret 2025 menyelenggarakan agenda Ideopolitor dirangkai dengan Pengajian Pimpinan serta Kajian Ramadhan dengan peserta 724 orang.
Sesuatu yang baru, acara diadakan secara hybrid, menggabungkan elemen tatap muka dan digital, dibagi menjadi 3 regional; timur, tengah dan selatan. Wilayah timur yang terdiri dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ulujami, Comal, Bodeh dan Ampelgading bertempat di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Saudi, Klegen, Comal dengan jumlah peserta 315. Wilayah Tengah terdiri dari PCM Petarukan, Taman, Pemalang dan Bantarbolang bertempat di Al-Manaar Muhammadiyah Boarding School (AMBS) Kebondalem Pemalang dengan jumlah peserta 284. Wilayah Selatan terdiri dari PCM Randudongkal, Warungpring, Moga, Pulosari, Belik dan Watukumpul bertempat di MBS Moga dengan jumlah peserta 125.
Agenda yang dimulai pukul 13.00 wib ini selesai pada pukul 18.00 wib, dengan narasumber segenap Pleno PDM Pemalang dengan rincian materi : Ideologi dan Paham Agama Muhammadiyah: Kontekstualisasi Ideologi dalam Muhammadiyah dan Kehidupan Bernegara, Pengembangan Wasathiyyah Islam Berkemajuan Perspektif Filosofis, Ideologis dan Praktis serta Transformasi dan Aplikasi Sistem Organisasi Muhammadiyah.
Dalam Iftitah dan arahannya, Ketua PDM Pemalang Sapto Suhendro menyampaikan bahwa setiap perjuangan harus ada yang diyakini. Ideologi, cita-cita dan keyakinan harus diketahui, difahami dengan benar dan diyakini dengan sepenuh hati. Diantara tujuan pokok bermuhammadiyah tercantum dalam Muqoddimah AD/ART Muhammadiyah paragraph akhir,”..Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan ummat Islam dapatlah diantarkan ke pintu gerbang syurga Jannatun Na’im dengan keridhoan Allah Yang Rahman dan Rahim”.
Mengabdi pada Muhammadiyah berarti Mengabdi kepada Allah SWT.
Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yang mempunya kepengurusan, tujuan dan sistem, juga sebagai faham agama yang memiliki khittah, faham fiqih seperti Himpunan Putusan Tarjih (HPT), Risalah Islam Berkemajuan (RIB), Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup (MKCH) Warga Muhammadiyah.
Muhammadiyah menganut Islam tengahan, wasathiyah Islam dalam pemahaman agama dan tidak mudah menyalahkan faham yang lain, tidak mudah ikut faham lainnya.
Dalam Politik, Muhammadiyah mempunyai pandangan bahwa politik itu bukan masalah Qoth’i (pasti/tetap) akan tetapi Politik itu bersifat Ijtihadi, Maslah dunyawiyyah. Sehingga dalam berpolitik diharapkan warga Muhammadiyah bisa lebih terbuka dan bersikap luwes. Mengurus ummat lewat politik juga merupakan upaya dakwah yang muaranya sama dengan dakwah yang lain seperti pendidikan, ekonomi dan kesehatan.
Dalam berorganisasi, evaluasi dan inovasi agar selalu digaungkan agar tidak ketinggalan jaman. Sebagai pimpinan sudah selayaknya untuk mengemban amanah dengan sebaik-baiknya, karena amanah tidak hanya dipertanggungjawabkan saat musyawarah ranting, cabang ataupun musyawarah daerah. Akan tetapi juga harus mempertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Sebagaimana tercantum dalam QS. Al-ISra: 36: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentanagnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya”.
Ketaatan pada aturan organisasi dan Pimpinan adalah hal mutlak agar persyarikatan bisa berjalan sesuai harapan. Ethos GKS ( Gembira, Kolektif Kolegial dan Sinergitas) sangat tepat dalam menjalankan roda persyarikatan Muhammadiyah di Pemalang Periode Muktamar ke-48 ini. Agar sebagai Pimpinan kita termasuk golongan orang yang beruntung, yang periode ini lebih baik daripada periode lalu.
Sebagai penutup acara, Sapto berpesan sebagaimana tercantum dalam QS. An-Nisa:9. “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraaan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” Dan sukses besar merupakan akumulasi sukses-sukses kecil. PDM dikatakan sukses jika 14 PCM di Pemalang juga sukses, demikian juga PCM dikatakan sukses, jika PRM-PRM di Kecamatan itu berkembang. Salam GKS!