Berita

Gelar Rakerda dan Konsolidasi Lingkungan, Muhammadiyah Pemalang Bahas 4 Isu Penting

Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pemalang menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) dan Konsolidasi Pegiat Lingkungan pada 18 Mei 2025. Acara perdana tersebut sengaja dilaksanakan di kaki bukit Mendelem Kecamatan Belik, tepatnya di Taman Rancah Via Ferrata.

“Karena Majelis yg bergerak bidang Lingkungan Hidup ya kegiatannya langsung bersentuhan dengan alam”. Tutur Badrun Nuri Sekretaris Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah Pemalang.

Badrun menjelaskan di acara Rakerda membahas 4 isu lingkungan. Di antaranya adalah persoalan sampah. Menurut Badrun Pemalang menjadi salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yg berstatus darurat sampah. Muhammadiyah siap bekerjasama dengan siapapun termasuk pemerintah untuk mencari solusi terbaik.

“Saat ini sebenarnya Muhammadiyah sudah memiliki konsep penanganan sampah berbasis rumah tangga. Dan sudah ada percontohannya”. Ucapnya.

Konsep penanganan sampah berbasis rumah tangga yg sederhana namun konkret itu sementara akan disosialisasikan untuk ditularkan di internal warga Muhammadiyah terlebih dahulu. Namun begitu pihaknya terbuka dengan siapapun yg ingin belajar.

Isu lingkungan yg kedua adalah kekeringan. Di Kabupaten Pemalang terdapat beberapa Desa yg rutin dilanda kekeringan Saat musim kemarau tiba. Kekeringan tersebut berada di Kecamatan Belik, Pulosari, Warungpring, Watukumpul, dan Bodeh. Sejauh ini menurut Badrun belum ada upaya yg serius terhadap kekeringan tersebut.

“Paling sekedar bagi-bagi air bersih”. Tuturnya.

Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah Pemalang menilai kekeringan tersebut salah satu penyebabnya adalah gundulnya di Hutan di Pemalang. Hal tersebut tentu mengganggu terhadap keberadaan mata air. Perlu ada gerakan konservasi dan reboisasi secara serius untuk merawat mata air di Pemalang.

“InsyaaAllah Muhammadiyah siap bersama-bersama untuk melakukan penanaman pohon sebagai upaya merawat mata air”. Ujarnya.

Selain kekeringan yg tak kalah penting isu lingkungan di Pemalang adalah terjadinya banjir rob di daerah Pesisir. Naiknya air laut ke permukaan banyak melanda Desa-desa di Kecamatan Ulujami. Bahkan ratusan hektare lahan produktif Saat ini sudah ditenggelamkan oleh banjir rob.

Muhammadiyah tentu akan melakukan kajian yg komprehensif berkaitan dengan banjir rob di Pemalang. Pihaknya juga akan mendorong pemerintah untuk menangani persoalan rob.

“Pembangunan tanggul di wilayah pesisir Pemalang akan sangat membantu dalam penanganan rob”. Ucapnya.

Bahasan yg keempat terkait isu lingkungan di Pemalang adalah maraknya penambangan lahan. Hal tersebut banyak ditemukan di Kecamatan Bantarbolang. Efek buruk terhadap lingkungan yg diakibatkan oleh penambangan adalah rusaknya infrastruktur, polusi, jalanan kotor, dan lainnya. Dampak lain dari Galian tanah itu adalah kekeringan. Biasanya ketersediaan air menjadi lebih sedikit di sekitar area penambangan.

Muhammadiyah melalui Majelis Lingkungan Hidup akan melakukan inventarisir dan kajian intensif berkaitan dengan aktifitas penambangan. Salah satunya akan melakukan identifikasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) terhadap galian-galian di Pemalang, yg mana AMDAL menjadi syarat mutlak diterbitkannya ijin penambangan.

“Hasil kajiannya nanti kami serahkan ke pihak-pihak terkait untuk ditindaklanjuti”. Katanya.

Kamal Hayat

Menyusun konten artikel yang informatif serta inspiratif seputar kegiatan dan perkembangan Muhammadiyah di Pemalang. Berperan dalam menyebarkan dakwah, berita, serta edukasi melalui tulisan yang berkualitas dan sesuai dengan nilai-nilai Muhammadiyah

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button