Khutbah

DUNIA SEMENTARA AKHIRAT SELAMANYA

Ust. Muamar, L.c (Majelis Tabligh PDM Pemalang)

انَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُ..

اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

أيها الناس رحمكم الله

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Ta’ala

Segala pujian dan sanjungan hanya milik Alloh azza wa jalla, sang raja diraja pemilik alam semesta yang tak pernah lelah mengurus makhluknya, memberikan rizki dan kehidupan serta segala apa yg dibutuhkan

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada manusia utama Rasulillah sholallohu alaihi wasallam, suritauladan pembawa risalah islam sebagai rahmat bagi semesta alam

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Pada kesempatan yang penuh dengan keberkahan ini mari kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Alloh ta’ala sebagai bekal menuju menuju kehidupan yang abadi di akhirat.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

kehidupan dunia yang kita hidup di dalamnya saat ini. Kehidupan dunia Yang kita sibuk dengannya. Dan kehidupan duniaYang kita damba-dambakan kekayaannya semua ini pasti akan hancur binasa,  ia hanyalah sebuah tempat singgah sementara untuk menguumpulkan bekal menuju kehidupan nan abadi di akhirat.

Nabi Shalallahu alaihi wasallam pernah bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ – رضى الله عنهما – قَال:َ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – بِمَنْكِبِى فَقَالَ « كُنْ فِى الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ، أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ » .

Dari Abdullah bin Umar ra., ia berkata, Rasulullah saw memegang kedua bahuku dan bersabda, ‘Jadilah kamu di dunia seolah-olah orang asing atau orang yang lewat.’(HR al-Bukhari, Ibn Hibban dan al-Baihaqi).

Begitulah Rasululloh mengajarkan,  bahwa kehidupn dunia adalah tempat singgah sementara untuk mengumpulkan bekal sebanyak banyaknya, agar kita selamat dalam perjalanan panjang menuju akhirat.  oleh karena itu marilah kita tanam kebaikan sebanyak mungkin dan pupuklah ia dengan keikhlasan dan ittiba atau mengikuti petunjuk Rasulillah shalallahu alaihi wasallam.

Dunia ini bukanlah tujuan akan tetapi tujuan utama manusia adalah bagaimana meraih kehidupan surga yang penuh kenikmatan dengan menjadikan dunia ini sebagai tempat mengabdi dan menghamba kepada Alloh ta’ala

Alloh ta’ala berfirman

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi atau beribadah kepadaku”( QS. Adzaryar 56)

Salah seorang  pernah memberi nasehat dengan perkataannya yang sangat indah:

إِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ بِقَدْرِ بَقَاعَةَ فِيهَا وَاعْمَلْ لِآخِرَتَكَ بِقَدْرِ بَقَاعَةَ فِيهَا

“Bekerjalah untuk duniamu sesuai jatah waktu engkau tinggal di dalamnya. Dan beramallah untuk akhiratmu sesuai jatah waktu engkau tinggal di dalamnya.”

Ali bin Abi Thâlib Radhyallahu anhu pernah mengatakan:

ارْتَحَلَتْ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتْ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الْآخِرَةِ وَلَا تَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا فَإِنَّ الْيَوْمَ عَمَلٌ وَلَا حِسَابَ وَغَدًا حِسَابٌ وَلَا عَمَلٌ

“Dunia pergi menjauh, sedangkan akhirat datang menghadap. Keduanya memiliki pengikut, maka jadilah kalian pengikut akhirat, dan jangan menjadi pengikut dunia, karena sesungguhnya hari ini adalah waktu beramal tanpa ada hisab, sedangkan esok hari adalah waktu perhitungan tanpa ada kesempatan untuk beramal.”

Coba kita renungkan. Berapa lama jatah waktu hidup kita di dunia?  60 tahun?, 70 tahun?? Atau lebih?. Kalau bisa lebih daripada itu tentu sudah sangat istimewa dan merupakan bonus dari Sang pemilik kehidupan jalla wa ala.  Sehingga Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam pernah mengisyaratkan dalam sabdanya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

“Umur ummatku antara enampuluh hingga tujuhpuluh tahun, dan sedikit di antara mereka yang mencapai (tujuhpuluh tahun) itu.” (HR Tirmidzi 3473)

Dan berapa lama jatah hidup seseorang di akhirat? Kita banyak membaca di dalam  Al-Qur’an manusia akan  hidup kekal selamanya di akhirat. Sebagaimana disebutkan oleh Alloh ta’ala Dalam banyak ayatnya ketika mensifati kehidupan surga dan neraka

خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا

“Kekal di dalamnya selama-lamanya.”

Kaum muslimin yang dirahmati Allah

Bahkan di dalam hadits kita jumpai keterangan mengenai hal ini dengan ungkapan yang lebih mengerikan. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan

إِذَا صَارَ أَهْلُ الْجَنَّةِ فِي الْجَنَّةِ وَأَهْلُ النَّارِ فِي النَّارِ جِيءَ بِالْمَوْتِ حَتَّى يُوقَفَ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ ثُمَّ يُذْبَحُ ثُمَّ يُنَادِي مُنَادٍ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ خُلُودٌ لَا مَوْتَ يَا أَهْلَ النَّارِ خُلُودٌ لَا مَوْتَ فَازْدَادَ أَهْلُ الْجَنَّةِ فَرَحًا إِلَى فَرَحِهِمْ وَازْدَادَ أَهْلُ النَّارِ حُزْنًا إِلَى حُزْنِهِمْ (أحمد)

“Bila penghuni surga sudah masuk kedalamnya dan penghuni neraka masuk kedalamnya , datanglah kematian berdiri di antara surga dan neraka, kemudian disembelih. Lalu terdengar seruan “Hai penghuni surga kekallah tidak ada lagi kematian… Hai penghuni neraka kekallah tidak ada lagi kematian”, maka bertambahlah kegembiraan penghuni surga dan bertambahlah kesedihan penghuni neraka.” (HR Ahmad 5721)

Saudaraku yang dirahmati Allah, bila Allah ta’aala taqdirkan kita hidup di akhirat dalam kesenangan abadi di dalam surga tentulah merupakan suatu kenikmatan yang tiada tara dan tiada bandingannya.

Sebaliknya, barangsiapa yang ditaqdirkan Allah ta’aala hidup di akhirat di dalam penderitaan abadi siksaan neraka tentulah merupakan suatu kerugian yang sangat nyata dan mengerikan…!

Pantas bilamana Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan betapa tiada berartinya kesenangan dunia yang penuh kepalsuan jika dibandingkan dengan kesenangan surga yang hakiki. Begitu pula tiada berartinya kesulitan di dunia yang penuh tipuan jika dibandingkan dengan kesulitan dan penderitaan sejati di neraka yang berkepanjangan tiada akhirnya, bukan khayalan  atau sekedar dongeng orang-orang terdahulu

Nabi sholallohu alaihi wasallam pernah bersabda yang artinya:

“Pada hari berbangkit didatangkan orang yang paling banyak mendapat ni’mat  sewaktu di dunia dari ahli neraka. Maka ia di celupkan ke dalam neraka sejenak. Kemudian ditanya:

“Hai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kesenangan? Apakah kamu pernah merasakan kenikmatan?”

Ia menjawab: “Tidak, demi Allah wahai Rabb.”

Lalu didatangkanlah orang yang paling sengsara hidupnya sewaktu di dunia dari ahli surga. Maka ia dicelupkan ke dalam surga sejenak.

Kemudian ditanya:”Hai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kesengsaraan? Apakah kamu pernah merasakan penderitaan?”

Ia menjawab: “Tidak, demi Allah wahai Rabb. Aku tdk pernah mengalami kesengsaraan dan tidak pula melihat penderitaan” (HR Muslim 5018)

Maka saudaraku yang di rahmati Allah, pantaskah jika kita mempertaruhkan kehidupan yang hakiki dan abadi di akhirat demi meraih kesenangan dunia yang fana dan sesungguhnya penuh dengan tipuan yang sangat memperdayakan….?

Saudaraku yang dirahmati Allah ta’ala, jadilah orang yang ”cerdas”  Sebagaimana yang disebutkan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam.dalam sabdanya:

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ

“Orang yang paling cerdas ialah orang yang mengevaluasi (‘amal-perbuatannya) dan ber’amal untuk kehidupan setelah kematian.” (At-Tirmidzi 8/499)

بارك الله لي ولكم…..

Khutbah kedua

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ

يَا اَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Ingatlah, wahai saudaraku… Sedarilah bahwa :

Masa hidup kita sungguh terbatas., Nafas kita hanya berbilang, Setiap tarikan dan hembusan nafas tidak lebih dari sebuah petanda bahwa usia kita di dunia telah berkurang. Sungguh sangat singkat usia dunia kita ini. Sehingga, setiap bagian waktu bahkan setiap bagian terkecilnya adalah permata yang tidak ternilai dan tiada bandingannnya.

Ingatlah bahwa dengan kehidupan yang singkat ini kita akan menukarnya dengan sebuah kehidupan yang abadi :

  1. Abadi dalam kenikmatan surga. Atau
  2. Abadi dalam azab yang pedih. Di neraka

Jika kita coba membandingkan kehidupan ini dengan kehidupan akhirat, akan sadarlah kita,bahwa setiap nafas itu mempunyai harga yang lebih besar daripada waktu beribu-ribu tahun di akhirat ; entah semua itu dalam kenikmatan yang tidak berbatas atau sebaliknya dalam kesengsaraan yang kekal abadi.

Oleh kerana itu :

  1. Jangan sia siakan permata umurmu tanpa melakukan suatu amalan.
  2. Jangan engkau biarkan ia pergi tanpa mendapatkan kebaikan.

Bersungguh-sungguhlah agar setiap tarikan nafasmu tidak pernah kosong dari kesolehan dan taqarrub kepadaNya.

dalam banyak hal, jika engkau kehilangan sebutir permata duniamu, betapa sedihnya hatimu.

Tapi :

  1. Bagaimana jika yang hilang adalah permata akhiratmu?
  2. Bagaimana mungkin engkau sanggup menyia-nyiakan dan membuang waktumu begitu sahaja?
  3. Bagaimana mungkin engkau ‘tenang-tenang’ sahaja, padahal semakin banyak jejak-jejak usiamu di dunia ini yang terhapus?

Bayangkanlah jeritan penyesalan para penghuni kubur dan neraka itu. Air mata darah sekalipun tidak memberi mereka jalan untuk kembali ke dunia.

Wahai sahabatku, kini, aku dan engkau masih di sini. Ya, masih di dunia fana ini. Tempat kita menyemai tanaman akhirat. Maka marilah kita segera beramal! sjangan sia siakan dan jangan  ditunda lagi waktu kita tidak banyak.. semoga Alloh menjaga kita semua dan menjadikan kita tetap istiqomah meniti jalannya yang lurus.

. إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ  

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ   

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ الْمُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ  
 رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button